derap langkah berderap para kuda...
delapanbelas pasukan meraja lela...
ketak ketuk visor dan pelana...
mengutuki jiwa luka...
derap langkah berderap para kuda...
dulu dia bahagia...
sekarang terpuruk merana...
dikutuki jiwanya luka...
tiga dua duapuluh...
kuda dibuang jauh...
benteng telah runtuh...
pasukan melepas peluh...
duapuluh itu enam cinta...
cinta cinta pasukan kuda...
pasukan gila mengendali kuda...
berlari meretas rimba raya...
derap berderap pasukan kuda...
pasukan harus mati sekarang juga...
di tangan kuda terakhir perkasa...
di tangan dia letakan pelana...
delapandua hari jalani...
mata menanti jiwa memberi...
kuda nantinya berhenti...
dengan pasukan di punggung mati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar